Skip to main content

SANG JENDRAL YANG TAWADHU CALON PEMIMPIN JABAR BERNOMOR 3

Sejak memasuki masa kampanye Pilgub Jabar 2018, para Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat semakin gencar melakukan sosialisasi dan kampanye, baik melalui pertemuan di ruang-ruang publik maupun maupun melalui media. Dari keempat Paslon, ada satu nama yang sejak awal dideklarasikan mengundang pertanyaan dan cukup mengejutkan kemunculannya dalam kontestasi politik di Pilgub Jabar 2018, dia adalah Mayjen (Purn) Sudrajat yang diusung oleh Gerindra.



Dari awal deklarasi, banyak pihak yang belum mengenal sosok Mayjen (Purn) Sudrajat, termasuk di kalangan para aktivis maupun politisi. Bahkan hingga saat ini, gerakan sosialisasi dan kampanye Paslon Sudrajat-Ahmad Syaikhu (ASYIK) pun tidak terlalu menampilkan sosok  Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai calon Gubernur, berbeda dengan calon Gubernur lainnya, yang memang sudah dikenal oleh publik Jawa Barat. Jika bisa digambarkan, seorang Mayjen (Purn) Sudrajat layaknya ksatria yang seorang diri melawan para “raksasa politik” di Jawa Barat. Di kubu Nasdem-PPP Mayjen (Purn) Sudrajat harus menghadapi Ridwan Kamil yang jauh-jauh hari sebelum tahapan Pilgub Jabar 2018 sudah diunggulkan banyak pihak dan memiliki tingkat popularitas yang tinggi. Dengan berbekal klaim keberhasilan dalam memimpin Kota Bandung, Ridwan Kamil menjadi lawan yang berat bagi Mayjen Sudrajat.

Di kubu Demokrat-Golkar ada Dedi Mizwar, jendral Naga Bonar, mantan artis dan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat. Berbekal figur keartisan dan posisinya sebagai wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi Ahmad Heryawan, Dedi Mizwar juga menjadi lawan yang tidak mudah bagi Mayjen Sudrajat. Terkahir di kubu PDIP, partai penguasa, ada TB. Hasanudin, Ketua DPD PDIP Jabar, berbekal dukungan yang maksimal dari segala lini akses kekuasaan, tentunya TB. Hasanudin sewaktu-waktu dapat menjadi kuda hitam dan lawan terakhir dari Mayjen Sudrajat.

Lantas apa bekal si ksatria ini untuk menghadapi lawan-lawannya di Pilgub Jabar 2018? Prabowo yang telah sukses mendudukan kadernya dalam 2 kali Pilkada DKI Jakarta tentunya menjatuhkan pilihannya kepada Mayjen (Purn) Sudrajat untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018 bukan tanpa alasan dan pertimbangan yang matang.

Prabowo mengatakan dia telah kenal lama dengan sosok mantan Kapuspen TNI di era Panglima Laksamana Widodo AS tersebut. Sudrajat disebut Prabowo sebagai salah satu perwira terbaik TNI yang merupakan alumni Akademi Militer (Akmil) Magelang tahun 1971. "Sepak terjang beliau juga dikenal di TNI sebagai salah satu perwira paling cerdas. Beliau lulusan Harvard. Tak banyak TNI yang lulusan Harvard. Saya juga pingin ke Harvard. Saya pernah ke Harvard tapi hanya jalan-jalan saja dan enggak dapat ijazah," ucap Prabowo tentang sosok Mayjen (Purn) Sudrajat.

Kiprah Mayjen (Purn) Sudrajat di militer termasuk cemerlang. Pria kelahiran Sumedang itu sudah menduduki berbagai jabatan, termasuk Kapuspen TNI Departemen Pertahanan, jabatan terakhirnya di Kementerian Pertahanan adalah Dirjen Strategi Pertahanan. Pada saat menjabat Dirjen Strategi Pertahanan, Sudrajat pernah ditugaskan untuk memimpin beberapa konferensi Internasional. Ia menjadi aktor di belakang kerja sama antara Indonesia dengan beberapa negara sahabat meliputi Australia, Amerika, ASEAN, dan Tiongkok.

Sederet penghargaan pun pernah diterima Mayjen (Purn) Sudrajat terkait tugasnya sebagai anggota TNI. Ia dianugerahi medali PBB untuk penjaga perdamaian di Mesir serta Legion Merit, AS untuk peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Mayjen (Purn) Sudrajat juga pernah bertugas di ranah diplomatik, antara lain menjadi Atase Pertahanan KBRI London di Inggris (1994-1997) serta Atase Pertahanan KBRI Washington di Amerika Serikat (1997-1998). Puncak karier diplomatik dicapainya saat dia menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Tiongkok pada 2005 hingga 2009.

Selain memiliki kemampuan dan pengalaman di bidang militer, pertahanan, dan diplomasi, Mayjen (Purn)Sudrajat juga tercatat memiliki pengalaman dalam mengelola perusahaan. Nama Mayjen (Purn) Sudrajat pernah ini tercatat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Maskapai Susi Air. Mayjen (Purn) Sudrajat mulai menjabat sebagai CEO usai Susi Pudjiastuti menyatakan mundur dari jabatan tertinggi tersebut. Susi memilih mundur dari jabatan CEO karena ingin fokus menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Saya mau titipkan Susi Air kepada manajemen baru yakni Mayjen (Purn) Sudrajat. Beliau akan jadi CEO Susi Air yang baru," kata Susi dalam konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (26/10/2014).

Susi bukan sembarangan dalam menyerahkan jabatan CEO ke Mayjen (Purn) Sudrajat. Susi menyebutkan pensiunan jenderal TNI bintang dua itu sebelumnya menjabat sebagai Presiden Komisaris Susi Air sejak berdiri pada tahun 2004.

Tak hanya itu, ada kenangan yang tak bisa dilupakan oleh Susi ke Mayjen (Purn) Sudrajat sehingga dia makin mantap bahwa pria kelahiran Sumedang itu memang sosok yang tepat menggantikannya sebagai CEO Susi Air.

"Susi Air berawal dari kantor atau pavilion di rumah Pak Sudrajat di Kebayoran Baru. History ini menjadikan kami bersama di Susi Air," kenang Susi.

Mengacu kepada pengalaman Mayjen (Purn) Sudrajat tersebut, tidak diragukan lagi bahwa Beliau memiliki modal dasar kepemimpinan yang kuat. Tetapi tidak cukup dengan modal prestasi kepemimpinan saja, karena Paslon lain pun memiliki modal kepemimpinan yang kuat, terutama Paslon yang telah memiliki pengalaman dalam memimpin birokrasi seperti Ridwan Kamil dan Dedi Mizwar. Diperlukan modal lain yang bisa mengantarkan sosok Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai pilihan ideal pemimpin Jawa Barat di masa depan.

Melihat karakteristik masyarakat Jawa Barat, khususnya di wilayah-wilayah kabupaten di Jawa Barat, identitas keIslaman menjadi kata kunci penting yang berpengaruh terhadap pilihan politik pemilih di Jawa Barat. Maka tidak mengherankan jika pemilih di Jawa Barat yang mayoritas Islam dan dekat dengan kultur pesantren dan para ulama, menjadi sasaran utama perebutan suara para calon.

Lalu dimanakah identitas keIslaman Mayjen (Purn) Sudrajat? Sejarah genetik, Mayjen (Purn) Sudrajat merupakan keurunan dari KH. Hasan Mustopha seorang ulama dan sastrawan sunda ternama yang namanya kemudian diabadikan jadi salah satu nama jalan utama di Kota Bandung, PHH. Mustopha. Mayjen (Purn) Sudrajat juga sudah sejak lama berkecimpung di dunia pendidikan Islam dengan mendirikan Pondok Pesantren Darrul Amal di Bojonggenteng dan Jampang Kulon Sukabumi. Dengan posisinya sebagai pimpinan dan pendiri pondok pesantren tersebut, maka gelar ulama selayaknya patut disematkan kepada Mayjen (Purn) Sudrajat. Akan tetapi sikap tawadhu (rendah diri) beliau membuat gelar tersebut sama sekali tidak pernah digunakan maupun dimunculkan kepada masyarakat luas. Mayjen (Purn) Sudrajat juga diketahui menjadi murid dari salah satu ulama besar Jawa barat, yaitu Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul QS., sesepuh Ponpes Sirnarasa Panjalu Ciamis.



Identitas keIslaman dan sikap tawadhu beliau ini yang kemudian membuat PKS sebagai partai berbasis kader dan Islam tidak ragu untuk mendukung Mayjen (Purn) Sudrajat dan menempatkan salah satu kader terbaiknya Ahmad Syaikhu untuk mendampingi Mayjen (Purn) Sudrajat. Dalam konteks identitas keIslaman, maka pasangan calon Mayjen Sudrajat-Ahmad Syaikhu merupakan pasangan calon yang memiliki keunggulan komparatif dibandingkan pasangan calon lainnya. Dimana baik Mayjen Sudrajat maupun Ahmad Syaikhu, ternyata telah memiliki rekam jejak yang jelas dalam pergerakan dan pembangunan Islam di Jawa Barat. Hal tersebut membuat pasangan calon Mayjen (Purn) Sudrajat-Ahmad Syaikhu memiliki tempat tersendiri di hati para pemilih muslim di Jawa Barat.

Comments

Dapatkan Hosting Murah dan Domain Gratis

Hosting Unlimited Indonesia

Popular posts from this blog

TANGGAPAN TERHADAP USTAD KHALID BASALAMAH TENTANG KAROMAT SYEIKH ABDUL QODIR JAELANI

Oleh: Uwais al Ikhwani Beberapa waktu lalu penulis menyaksikan sebuah video yang berdurasi sekitar 1 setengah menit yang menampilkan Ustad Khalid Basalamah sedang menjawab sebuah pertanyaan yang diajukan kepada beliau tentang siapa itu Syeikh Abdul Qodir Jaelani QS. Dalam video tersebut Ust. Khalid Basamalah menyatakan bahwa Syeikh Abdul Qodir Jaelani QS., adalah seorang ulama besar yang bermahzab Hanafi. Disampaikan kemudian bahwa Syeikh Abdul Qodir Jaelani QS. tidaklah seperti apa yang dinisbatkan oleh orang-orang selama ini dimana Syaikh Abdul Qodir Jaelani memiliki karomat atau kemampuan khusus seperti halnya mukjizat yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis tampilkan video tersebut: Tanpa mengurangi rasa hormat penulis terhadap Ust. Khalid Basalamah dan tanpa adanya tendensi negatif sedikit pun mengingat pesan yang diamanatkan Syeikh Mursyid (guru penulis) dalam tanbih: 1) Jangan menghina ulama sezaman; 2) Jangan memeriksa mur

"Sejarah Sang Waliyulloh": Sepenggal Cerita Perjumpaan Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul al Quthub (Abah Aos) dan Sayyid Ahmad Al Maliki (Abuya Ahmad) saat umroh Tahun 2015

Abah Aos sebagai pewaris kemursyidan Abah Anom dan Abuya Ahmad, dalam pelaksanaan Umroh Tahun 2015 keduanya bersama-sama melaksanakan khidmah amaliyyah Manaqib Tuan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani. Keduanya bertemu dengan penuh kehangatan dan rasa cinta. Ekpresinya sangat tampak menunjukkan mahabbahnya. Tutur bahasa yang beliau sampaikan dalam taushiyahnya menegaskan penghormatan luar biasa kepada Abah Aos. Begitupun sebaliknya. Beberapa point yang disampaikan oleh Abuya Ahmad diantaranya adalah: Semenjak ayah saya sampai saat ini, baru sekarang menerima tamu di pagi hari, terlebih dalam jumlah yang besar seperti ini. Mengapa saat ini kami menerima para jamaah sekalian? Karena cinta saya kepada beliau (Abah Aos) begitu besarnya. Dan cinta itulah yang menjadikan apapun menjadi tidak terhalang. Saya mencintai beliau sebagaimana beliau mencintai saya dan ayah saya. Kami disinipun adalah para murid Syaikh Abdul Qodir Jailani. Semenjak ayah saya hingga saat ini, tuan Syaikh selalu k

PERTEMUAN PARA PECINTA KESUCIAN JIWA

Tadi malam, Sayyid Syeikh al-Habib Luthfi bin Ali bi Yahya tiba di Pesantren Peradaban Dunia JAGAT 'ARSY, BSD, Indonesia. Kedatangan beliau untuk bersilaturahim dengan Pangersa Guru Agung Abah Aos dalam rangka tahniah Maulid Abah Aos yang ke-73. Ini pertemuan yang kesekian kalinya Habib Luthfi dengan Pangersa Abah di JAGAT 'ARSY, pertemuan dua Wali Agung yang penuh kehangatan dan keakraban. Perjumpaan ini sudah beberapa kali direncanakan namun baru malam tadi bisa terjadi. Dalam temu kangen para kekasih Alloh ini dimeriahkan hiburan relijius tim kesenian Sinaurasa asuhan Kh Dr Irfan Zidni Wahab. Tampak Habib Luthfi pun turut serta bermain musik. Pada kesempatan silaturahim kali ini juga hadir Syeikh Abdul Aziz Abdin al-Mahdi al-Husaini PhD (Amerika) dan Syeikh Aziz el-Qobaiti Idrisi al-Mahadi al-Hasani (Maroko). Lengkap sudah para duriyyah wa nuriyyah kumpul di Kanzul 'Arsy Wisma 111. Salam Pecinta Kesucian Jiwa.