Rentannya
ukhuwah islamiyah di Indonesia akhir-akhir ini memperlihatkan sebuah pola yang
berjalan secara sistematis dan terukur. Selain masalah kerawanan dalam
persatuan umat Islam di Indonesia, kita juga melihat adanya upaya yang sistematis
untuk melepaskan ikatan kuat umat dengan para ulama yang selama ini menjadi
panutan, contoh bagi umat dalam mengimplementasikan pengetahuan dan nilai-nilai
Islam yang mereka terima. Di sisi lain, ‘proyek’ terorisme yang bertujuan
mendiskreditkan Islam secara global pun tidak terlihat akan segera berhenti
berjalan di Indonesia.
Kondisi tersebut
membuat kita bertanya, apakah hal ini terjadi secara alamiah sebagai bentuk
perkembangan sosial-budaya masyarakat Indonesia, ataukah ini sebuah upaya
sistemik yang dilakukan pihak tertentu? Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
وَلَن تَرْضَىٰ
عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Artinya:
“Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka” (QS: Al Baqoroh; 120)
Dalam perspektif
Islam, konteks ini dapat dipandang sebagai sebuah pertarungan keyakinan antara
kaum mukmin dan kaum kafir beserta kaum munafikun yang akan terus terjadi
hingga akhir zaman. Dengan demikian apa yang terjadi dengan umat Islam,
khususnya kaum muslimin di Indonesia tidak terlepas dari upaya kaum kafir dan
munafiqun untuk membuat umat Islam terlepas dari agama dan keimanannya.
Disini kami akan
coba sampaikan sebuah dokumen yang dirilis pada tahun 2010, 7 tahun yang lalu
oleh Wikileaks, sebuah situs publikasi dokumen-dokumen rahasia yang melibatkan
konspirasi antar negara maupun kelompok-kelompok kepentingan. Dokumen ini
merupakan kawat rahasia Kedubes AS di Beijing yang berisi hasil pertemuan
antara Kemlu AS dan China di Beijing pada tahun 2007, 10 tahun yang lalu. Link dokumen
ter sebut bisa dilihat disini: https://wikileaks.org/plusd/cables/07BEIJING1448_a.html
Dalam dokumen
tersebut, pada fokus pembahasan negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Kemlu
China menyatakan: bahwa Cina berupaya mendorong terjadi sekulerisasi umat Islam
di Indonesia. Dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa upaya tersebut dilakukan
sebagai respon terhadap meningkatnya tensi SARA di Indonesia, termasuk tensi
antara muslim dan non-muslim.
Upaya sekulerisasi
umat Islam di Indonesia tersebut dilakukan oleh Cina dan AS dengan cara pemberian
bantuan kepada Indonesia, baik bantuan kemanusiaan maupun keuangan serta
melalui penguatan hubungan emosional antara muslim di Indonesia dan muslim di
Cina.
Sekulerisasi umat
Islam di Indonesia tentunya secara perlahan akan mengarahkan muslim di
Indonesia untuk memisahkan urusan Agama dan Negara, padahal Agama dan Negara
adalah urusan yang sama, sama-sama berkaitan dengan urusan umat, terkait dengan
kepentingan rakyat luas, rakyat Indonesia yang notabene mayoritas bergama
Islam.
Ketika Agama dan
Negara dipisahkan, atau kasarnya Islam dipisahkan dari urusan negara, maka
seperti yang kita rasakan saat ini, politik dan para politisi negeri ini yang
tidak lahir dari kepentingan umat Islam, justru kemudian mengkebiri umat Islam
dalam berbagai hal, hingga ranah ibadah di wilayah mesjid pun kemudian
dicampuri oleh pemerintah. Umat Islam tidak hanya tercabut kepentingan
politiknya, tetapi juga terpisah secara perlahan dari identitas keIslamannya,
terpisah dari para ulama yang selama ini menjaga implementasi ajaran dan
nilai-nilai keIslaman melalui akhlaknya.
Melihat kondisi
hari ini, dapat dibilang upaya Cina mendorong sekulerisasi muslim di Indonesia
sudah tercapai hingga 70%, tentunya upaya ini tidak terlepas dari sokongan AS
dengan proyek terorismenya.
Perlu kesadaran dari kita
semua selaku umat Islam, bahwa Islam bukanlah masalah moril semata, Islam
bukanlah urusan pribadi dengan Alloh semata, Islam adalah rahmatan lil alamin,
Islam adalah tata nilai universal yang berlaku bagi semua mahluk Alloh dan
segala urusannya. Di sisi lain kita juga perlu menyadari, sebagai sesama muslim
dan mukmin, kita semua bersaudara, perbedaan mazhab dan pemikiran adalah hal
yang lumrah, karena Islam sendiri universal, selama kita tidak meninggalkan 3
rukun agama, Islam, Iman, dan Ihsan, maka selama itu juga akidah kita terjaga,
dan selama itu juga siapapun umat Islam dari mazhab atau kelompok manapun,
mereka adalah saudara kita. Semoga ukhuwah diantara kita sesama muslim dan
mukmin tetap terjaga, watashimu bihabbillah...
Comments
Post a Comment