Perusahaan internasional atau sering disebut dengan transnational
corporation atau multinational corporation merupakan salah bentuk
kapitalisme global yang memberikan keuntungan pada segelintir manusia di muka
bumi ini melalui penghisaban sumber daya manusia dan alam di berbagai belahan
dunia, yang pada akhirnya merugikan sebagian besar manusia dalam jangka
panjang.
Diantara beberapa perusahaan internasional yang
terlibat dalam konflik Israel-Palestina, 3 diantaranya beroperasi di Indonesia
dan sudah cukup familiar bagi masyarakat Indonesia. Ketiga perusahaan
tersebut adalah Hewlett Packard (HP), Caterpillar (CAT), dan (G4S). Berikut ini
akan dipaparkan secara singkat keterlibatan 3 perusahaan internasional tersebut
dalam konflik Israel-Palestina.
Hewlett Packard (HP)
Hewlett Packard atau yang lebih
kita kenal dengan HP, sebuah perusahaan global yang bergerak di bidang
produk-produk komputer dan jasa IT, tentu sudah tidak asing lagi bagi publik
Indonesia. Tapi taukah anda, jika HP juga salah satu mitra strategis militer
Israel?
HP secara berkala memberikan dukungan dan
perawatan bagi sistem biometrik ID di fasilitas checkpoint Israel di wilayah
pendudukan mereka di Gaza. Sistem tersebut digunakan untuk mengontrol dan
membatasi ruang gerak warga Palestina di tanah air mereka sendiri.
HP juga menyediakan infratsruktur IT bagi angkatan
laut Israel pada khususnya, dan bagi setiap operasi militer Israel di wilayah
pendudukan, khususnya di wilayah Palestina.
Dalam hal ini peran HP sangat strategis untuk
menunjang keberhasilan operasi militer Israel, termasuk operasi militer yang
dilakukan Israel di wilayah Gaza dalam beberapa pekan di tahun 2014 yang lalu,
yang menewaskan lebih dari 1800 warga Gaza.
G4S
Perusahaan yang kedua adalah G4S. G4S, merupakan sebuah perusahaan transnasional yang berasal dari Inggris. G4S bergerak di bidang jasa keamanan, mulai dari sektor publik maupun privat dan beroperasi di 120 negara, termasuk di negeri kita tercinta Indonesia.
Salah satu negara
yang menggunakan jasa G4S adalah Israel. Dalam hal ini, Israel menggunakan jasa
G4S untuk sistem keamanan penjara dalam rangka operasi militer dan pendudukan
Israel di Gaza dan Tepi Barat Palestina. Beberapa kontribusi G4S dalam aksi
militer dan operasi pendudukan Israel adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan sistem
keamanan pada fasilitas penjara/penahanan bagi para tahanan politik Palestina;
Beberapa penjara yg dimaksud adalah:
Ø Kamp
Ofer: Penjara di wilayah pendudukan Israel di Palestina;
Ø Ketziot,
Megiddo, dan Damon: penjara di Israel untuk tahanan politik Palestina di
wilayah pendudukan;
Ø Pusat
penahanan dan interograsi Jerusalem dan Kishon: Penjara bagi warga Palestina
dimana sering kali muncul laporan tindak kekerasan dan pelanggaran HAM;
Ø Fasilitas
penahanan untuk anak-anak Palestina; berada di wilayah Israel.
2) Menyediakan
peralatan dan jasa perawatan bagi titik pemeriksaan militer Israel di Tepi
Barat;
3) Menyediakan jasa
keamanan untuk aktifitas bisnis Israel di wilayah pendudukan di Palestina;
4) Menyediakan sistem
keamanan untuk markas kepolisian Israel di Tepi Barat.
4 peran penting G4S dalam operasi militer dan pendudukan Israel di wilayah Palestina tersebut menjadi alasan utama mengapa harus ada tekanan kepada G4S untuk segera mengakhiri kontrak/kerjasamanya dengan Israel.
Caterpillar (CAT)
Perusahaan yang ketiga adalah Caterpillar (CAT). Caterpillar (CAT), sebuah nama yang tidak asing lagi bagi kita warga Indonesia. CAT dikenal sebagai sebuah perusahaan transnasional yang menyediakan alat-alat berat, baik untuk dijual maupun disewakan yang difungsikan untuk proyek-proyek pembangunan, eksplorasi, clearing lahan untuk perkebunan, pertambangan, dan lain-lain. Dikalangan anak muda, CAT dikenal juga sebagai sebuah brand internasional yang menyediakan sepatu boot berkualitas tinggi.
Tapi tahukah anda, bahwa CAT selama ini menjual alat-alat beratnya, seperti bulldozer D9 kepada militer Israel yang digunakan oleh militer Israel untuk menghancurkan rumah dan infrastruktur publik di wilayah pendudukan Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Pada tahun 2004, Amnesti Internasional meminta kepada CAT untuk memberikan jaminan bahwa alat-alat berat yang dijual kepada Israel tidak akan digunakan oleh militer Israel untuk melanggar HAM di wilayah pendudukan. Pada tahun yang sama, Pengawas HAM PBB meminta CAT untuk mengakhiri penjualan bulldozer D9, termasuk sparepart dan perawatannya kepada militer Israel.
Desakan dunia dan lembaga internasional sejak tahun 2004 tersebut ternyata tidak membuat CAT menghentikan kerjasamanya dengan militer Israel, setelah 10 tahun, alat-alat berat CAT masih beroperasi di wilayah pendudukan Israel di Gaza dan Tepi Barat, menghancurkan, meratakan bangunan-bangunan di wilayah tersebut, mencabut hak-hak warga Palestina di wilayah pendudukan untuk hidup, memutus akses mereka terhadap makanan dan sumber-sumber air.
Ketiga perusahaan internasional tersebut berkembang dan mendapatkan pasar yang baik di Indonesia. Di sisi lain, ketiga perusahaan tersebut memberikan kontribusi yang luar biasa bagi penindasan dan pembantaian warga Palestina oleh Israel.
Mengutip pernyataan sahabat saya Anna Baltzer: "Corporations, like any entities, have a responsibility to abide by the law, ethical standards, and international norms. They are not immune"
Sebuah perusahaan dalam tingkatan manapun, sama halnya dengan entitas lainnya, memiliki sebuah tanggung jawab untuk terikat kepada hukum, etika, dan norma2 internasional, jadi sudah seharusnya perusahaan-perusahaan yang memberi support terhadap aksi militer dan pendudukan Israel di Palestina yang ilegal secara hukum internasional, mulai menarik dan memutus kerjasamanya dengan Israel sekarang juga.
Lantas bagaimanakah dengan eksistensi ketiga perusahaan tersebut di Indonesia? Masihkah ikhwan-akhwat sekalian mau membeli dan menggunakan produk-jasa mereka???
Comments
Post a Comment